Siaran televisi di Indonesia
dimulai pada tahun 1962 saat Televisi Republik Indonesia (TVRI) menayangkan
langsung upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1962. Siaran langsung itu masih terhitung sebagai
siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai tanggal 24 Agustus 1962 pukul
14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari
Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Pada awalnya keputusan untuk
pengadaan televisi di Indonesia ditetapkan pada tahun 1961. Hal ini merupakan
“langkah kecil manusia, namun langkah besar bangsa Indonesia” yang pada saat
itu baru berusia 16 tahun. Dilandasi pemikiran yang jauh ke depan, saat itu
Menteri Penerangan R. Maladi mengusulkan kepada pemerintah untuk mengadakan
media televisi.
Untuk tahap awal media televisi
dapat dipakai untuk menyiarkan penyelenggaraan Asian Games IV, yang akan dibuka
oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1962. Usul ini didukung
sepenuhnya oleh Presiden Soekarno dengan satu keputusan untuk memasukkan
pengadaan media televisi ke dalam Komando Urusan Asian Games (Kupag) yang
dipimpin oleh Jenderal TNI Prayogi. Kupag saat itu tengah melaksanakan
pembangunan sarana dan prasarana Kompleks Olahraga Senayan, tempat akan
dilangsungkannya Asia Games IV. Keputusan itu telah diambil untuk dilaksanakan
walaupun pengadaan media televisi ini hanya diperuntukkan bagi penyelenggaraan
Asian Games IV, karena pengadaan media berskala nasional masih akan dipikirkan
di kemudian hari.
Menindaklanjuti keputusan
pemerintah untuk mengadakan media televisi, Menteri Penerangan Maladi
mengeluarkan Surat Keputusan No. 20/SK/M/1961 tanggal 25 Juli 1961 tentang
pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2TV). Meskipun SK tersebut dikeluarkan
tanggal 25 Juli 1961 tetapi berlaku surut 1 Juli 1961. Rapat pertama P2TV
berlangsung di Cipayung tanggal 16 Juli 1961. P2TV menyusun rencana sarana
dan prasarana serta beberapa lokasi tempat dibangun stasiun televisi. Berbagai
lokasi stasiun yang ditinjau antara lain gedung Perfini, PFN, RRI, Kebayoran,
dan Kompleks Senayan Mandiri. Pilihan lokasi akhirnya jatuh di tempat rencana
pembangunan gedung Akademi Penerangan di Senayan (lokasi TVRI saat ini).
Pemancar disarankan dibangun di
atas Hotel Indonesia dengan pertimbangan letaknya di tengah kota, dan tower
yang didirikan cukup hanya 45 meter. Sementara pihak Siemen mengusulkan agar
studio dan pemancar dibangun di eks gedung Perfini dengan alasan daya pancar 10
KW dapat menjangkau Bogor. Dari sekian banyak pilihan, akhirnya pendirian
pemancar ditetapkan di kompleks yang akan dibangun studio yaitu eks gedung
Akademi Penerangan. Sarana yang akan dipakai diusulkan lengkap dengan harganya.
Masing-masing dari Marconi-Inggris, Gates-Amerika Serikat, NEC-Jepang, RCA-Amerika
Serikat, dan Siemen-Jerman Barat. Mengingat terbatasnya waktu pengadaan,
diusulkan untuk peliputan Asian Games IV dipergunakan Out-Side Broadcasting Van
(OB-Van) yang bersifat mobile dan mudah dipindah-pindah.
Sejak pemerintah Indonesia
membuka TVRI maka selama 27 tahun penonton televisi di Indonesia hanya dapat
menonton satu saluran televisi. Barulah pada tahun 1989, pemerintah memberikan
izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi
RCTI yang merupakan televisi pertama di Indonesia, disusul kemudian dengan
SCTV, Indosiar, ANTV dan TPI (MNCTV saat ini).
Gerakan reformasi pada tahun
1998 telah memicu perkembangan industri media massa khususnya televisi. Seiring
dengan itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi juga semakin bertambah.
Menjelang tahun 2000 muncul hampir secara serentak lima televisi swasta baru
(Metro, Trans, TV-7, Lativi(TVone) dan Global) serta beberapa televisi daerah
yang saat ini jumlahnya mencapai puluhan stasiun televisi lokal. Tidak
ketinggalan pula munculnya televisi berlangganan yang menyajikan berbagai
program dalam dan luar negeri.
Setelah Undang-Undang Penyiaran
disahkan pada tahun 2002, jumlah televisi baru di Indonesia diperkirakan akan
terus bermunculan, khususnya di daerah yang terbagi dalam tiga kategori yaitu
televisi publik, swasta, berlangganan dan komunitas. Hingga kini penonton
televisi di Indonesia benar-benar memiliki banyak pilihan channel TV dan
beragam acara untuk menikmati berbagai program televisi. Sejarah singkat ini di
ambil dari beberapa sumber.
0 Komentar untuk "Sejarah Televisi di Indonesia"